CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing
paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk
menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful
network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel
routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnyaexhausting dari
IPv4 address.
IP Address dapat digambarkan terdiri
dari dua kelompok bit pada address: bagian paling penting adalah network
address yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian yang
paling signifikan adalah host identifier, yang menyatakan sebuah
interface host tertentu pada jaringan. Divisi ini digunakan sebagai dasar
lalu lintas routing antar jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat.
Desain classful network untuk IPv4 berukur network address sebagai satu
atau lebih kelompok 8-bit, menghasilkan blok Kelas A, B, atau C
alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat
untuk penyedia layanan Internet dan end user pada bit batas alamat apapun,
bukannya pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, bagaimanapun, host identifier
memiliki ukuran tetap yaitu 64-bit oleh konvensi, dan subnet yang lebih kecil
tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir.
Masalah yang terjadi pada sistem yang
lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang
tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung
hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat
besar.
Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki
jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di
dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah
cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk
digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis
hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat
IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
CIDR dikembangkan sebagai cara untuk
menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk dapat digunakan
di mana saja. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar
di empat permasalahan yaitu Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok subnet,
dan Alamat Host-Broadcast. Tidak semua subnet mask bisa dugunakan untuk
melakukan subnetting. oleh sebabitu sebelum kita praktek penghitungan metode
ini, kita harus tahu dulu SubnetMask berapa sajakah yang bisa digunakan untuk
melakukan subnetting, subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
kelas
C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)
kelas
B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26,/27, /28,
/29, /30)
kelas
A : /8 sampai /30
(/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30).
Notasi CIDR menggunakan sintaks yang
menentukan alamat IP untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan
diikuti dengan garis miring dan ukuran routing prefix, misalnya,
192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).
Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan
subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya
adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:
Catatan
penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
a. Untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0.
b. Untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0.
c. Untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0.
a. Untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0.
b. Untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0.
c. Untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0.
Api kasi citer
BalasHapus